Berikut terjemahan ke Bahasa Indonesia:
Jaringan Cardano (ADA), yang terkenal dengan filosofi pengembangan berbasis penelitian ilmiah, baru saja menghadapi sebuah krisis serius terkait stabilitas dan keamanannya. Insiden pemisahan rantai sementara (Chain Split) telah membuat sang pendiri, Charles Hoskinson, mengambil langkah hukum yang belum pernah terjadi sebelumnya: secara terbuka meminta intervensi dari Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI). Peristiwa ini tidak hanya mengguncang komunitas Cardano, tetapi juga menciptakan preseden hukum penting mengenai batas antara pengujian teknis dan kejahatan siber dalam ruang terdesentralisasi.
Rincian Insiden: Transaksi “Salah Format” Menyebabkan Pemisahan Rantai
Insiden terjadi pada tanggal 21 November 2025, ketika sebuah transaksi yang tampak tidak berbahaya mengeksploitasi sebuah celah lama, mengakibatkan pemisahan rantai sementara namun serius pada jaringan.

1. Penyebab Teknis yang Mendalam
- Kesalahan Transaksi “Malformed”:
Insiden ini dipicu oleh sebuah transaksi delegasi (delegation transaction) yang diformat secara tidak benar. Meskipun transaksi tersebut secara teknis masih valid pada level protokol, transaksi itu menyebabkan gangguan pada kode sumber dari node jaringan. - Eksploitasi Celah Lama:
Laporan dari Intersect, organisasi dalam ekosistem Cardano, mengonfirmasi bahwa transaksi tersebut telah mengeksploitasi sebuah bug pemrograman lama (deserialization hash error) dalam pustaka perangkat lunak inti Cardano. Bug ini telah ada sejak tahun 2022 namun belum pernah dimanfaatkan sebelumnya. - Pemisahan Rantai:
Karena bug ini, berbagai node dalam jaringan memproses transaksi tersebut dengan cara yang tidak seragam, menyebabkan blockchain Cardano terpecah menjadi dua riwayat berbeda — satu rantai “berbahaya” (poisoned) dan satu rantai “sehat” (healthy). Ini merupakan insiden pemisahan rantai serius pertama yang dialami Cardano dalam 8 tahun beroperasi.
2. Dampak Langsung
Insiden tersebut mengakibatkan gangguan luas, termasuk:
- Node kehilangan konsensus
- Potensi munculnya transaksi “yatim” (orphaned transactions)
- Risiko terjadinya double-spending
- Operator stake pool (SPO) kehilangan reward blok
Meskipun para pengembang dengan cepat merilis pembaruan untuk mengembalikan rantai ke kondisi tunggal, insiden ini mengungkap kelemahan yang mengkhawatirkan.
Tuduhan “Serangan yang Disengaja” dan Peran AI
Hal yang membuat kejadian ini menjadi semakin rumit dan melampaui masalah teknis adalah reaksi keras dari sang pendiri, Charles Hoskinson.

1. “Ini Bukan Lelucon”
Sementara pelaku — seorang SPO dengan julukan “Homer J” — telah menyampaikan permintaan maaf dan menerima tanggung jawab, menyatakan bahwa ia menggunakan kode yang dibuat oleh AI dan tidak menyadari konsekuensinya, Hoskinson menolak anggapan bahwa ini hanyalah kesalahan teknis yang tidak disengaja.
- Argumen Hoskinson:
Ia menegaskan bahwa ini adalah sebuah “serangan yang direncanakan” dan bersifat personal, dilakukan oleh seorang SPO yang memiliki sikap tidak puas. Hoskinson menekankan:
“Ini bukan hanya lelucon. Ketika suatu gangguan memengaruhi uang dan aktivitas komersial orang-orang, itu merupakan bentuk serangan ekonomi.”
2. Preseden Risiko Baru dari AI
Peristiwa ini juga menyoroti sebuah risiko baru dalam industri kripto:
penggunaan alat AI (Kecerdasan Buatan) untuk menciptakan potongan kode yang kompleks, yang dapat secara tidak sengaja atau sengaja mengeksploitasi celah keamanan yang sulit ditemukan oleh manusia.
Hal ini meningkatkan ketidakpastian dan risiko terjadinya serangan siber di masa mendatang.
FBI Turun Tangan: Preseden Hukum untuk Kejahatan Siber Blockchain
Pengakuan publik Charles Hoskinson bahwa FBI sedang melakukan penyelidikan merupakan perkembangan mengejutkan yang mengubah sepenuhnya sifat dari insiden ini.

1. Lingkup Kejahatan Siber
Hoskinson secara proaktif menghubungi otoritas terkait karena ia percaya bahwa tindakan tersebut termasuk kejahatan serius:
- Kejahatan Ekonomi/Siber:
Upaya untuk mengintervensi dan mengacaukan sebuah jaringan digital yang mendukung aktivitas komersial. Dalam banyak yurisdiksi, tindakan seperti ini dianggap sebagai felony (kejahatan berat). - Dampak Hukum:
Penyelidikan FBI akan menciptakan preseden penting mengenai bagaimana aparat penegak hukum tradisional di Amerika Serikat menangani tindakan sabotase atau manipulasi yang terjadi pada jaringan blockchain terdesentralisasi.
2. Dampak Terhadap Tim Pengembang
Keputusan tegas Hoskinson menyebabkan perpecahan internal.
Seorang karyawan IOG (perusahaan di balik Cardano) mengumumkan pengunduran diri secara terbuka, dengan alasan bahwa kesalahan pengembangan di masa depan dapat berpotensi menyebabkan konsekuensi hukum serius — menunjukkan betapa seriusnya keterlibatan FBI dalam kasus ini.
Dampak Terhadap ADA dan Komunitas
- Harga ADA:
Pada awalnya harga ADA turun ringan (sekitar 16%), namun kemudian pulih kembali, menunjukkan bahwa pasar tidak terlalu khawatir mengenai kemampuan pemulihan jaringan. - Perpecahan Komunitas:
Komunitas Cardano menjadi terbelah.
Sebagian orang mengkritik Homer J dan mendukung tindakan Hoskinson, sementara sebagian lainnya memuji kejadian ini karena telah membantu menemukan dan menambal bug kode yang penting.

